Napak Tilas Sejarah: Potret Keseruan Ibu-Ibu Mencari Kutu di Yogyakarta Tahun 1920

    Napak Tilas Sejarah: Potret Keseruan Ibu-Ibu Mencari Kutu di Yogyakarta Tahun 1920
    Photo Doc. Sejarah Indonesia

    SEJARAH-Dalam perjalanan sejarah, tidak hanya cerita besar tentang perjuangan kemerdekaan yang menarik perhatian, tetapi juga momen kecil dan sederhana yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat masa lalu. Baru-baru ini, sebuah video langka dari sekitar tahun 1920-an muncul, memperlihatkan suasana unik dan hangat ibu-ibu di Yogyakarta sedang berburu kutu bersama. Meski terlihat sederhana, pemandangan ini justru menyimpan cerita yang lebih dalam tentang budaya dan kebersamaan di masa lampau.

    Keseruan yang Sarat Makna

    Dalam video tersebut, sekelompok ibu-ibu tampak duduk berkerumun di halaman rumah sambil tertawa dan bercanda, saling mencari kutu di rambut masing-masing. Aktivitas ini bukan sekadar rutinitas perawatan diri, melainkan sebuah bentuk interaksi sosial yang akrab dan penuh kekeluargaan. Pada masa itu, kegiatan seperti ini sering menjadi momen penting untuk berbagi cerita, mempererat hubungan antaranggota komunitas, hingga merawat satu sama lain secara kolektif.

    Selain itu, kegiatan ini juga mencerminkan kearifan lokal masyarakat Jawa yang menjunjung tinggi nilai gotong royong dan solidaritas, bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun. Di balik momen santai ini, terdapat gambaran kehidupan sosial yang harmonis, jauh dari hiruk-pikuk individualisme yang sering kita rasakan hari ini.

    Potret Kehidupan di Padang dan Jakarta

    Tak hanya Yogyakarta, rekaman lainnya dari masa yang sama juga memperlihatkan suasana di Padang dan Jakarta. Di Padang, suasana pasar tradisional menjadi sorotan utama: para pedagang tampak sibuk menjajakan dagangannya, sementara pembeli, berpakaian adat Minangkabau, lalu lalang dengan semangat. Pasar tersebut bukan hanya tempat ekonomi, melainkan pusat pertemuan budaya yang sarat dengan warna-warni kehidupan.

    Sementara itu, di Jakarta, suasana perkotaan mulai terlihat dengan aktivitas masyarakat yang lebih modern untuk ukuran waktu itu. Video memperlihatkan trem yang melintas di jalan-jalan besar, sementara pria dan wanita mengenakan pakaian ala kolonial berjalan santai. Ini menunjukkan dinamika Jakarta sebagai kota pelabuhan dan pusat perdagangan yang mulai tumbuh pesat di awal abad ke-20.

    Menyentuh Nilai-Nilai Kehidupan di Masa Kini

    Video-video ini bukan hanya arsip sejarah yang menghibur, tetapi juga pengingat akan nilai-nilai kebersamaan, kesederhanaan, dan kerja sama yang mungkin mulai pudar di era modern. Aktivitas mencari kutu bersama, berbelanja di pasar tradisional, hingga interaksi di jalanan kota mencerminkan sisi lain dari kehidupan masyarakat Indonesia yang patut kita jaga.

    Momen seperti ini mengajak kita untuk kembali melihat betapa pentingnya menjaga relasi sosial dan menghargai kebersamaan. Video-video tersebut juga menjadi inspirasi untuk terus mendokumentasikan kehidupan sehari-hari kita saat ini, sehingga generasi mendatang dapat melihat dan merasakan atmosfer kehidupan di zaman kita, sebagaimana kita menikmati rekaman-rekaman dari masa lalu ini.

    Keseruan yang Abadi

    Meski jarak waktu hampir seabad memisahkan kita dengan orang-orang dalam video tersebut, suasana hangat dan keseruan yang terekam terasa begitu dekat. Barangkali, di tengah kesibukan dan tekanan hidup modern, kita sesekali perlu kembali ke momen-momen kecil seperti ini: sekadar duduk bersama, berbagi cerita, atau mungkin melakukan hal sederhana dengan tawa yang tulus.

    Sejarah bukan hanya tentang perang dan politik, tetapi juga tentang keseruan ibu-ibu mencari kutu, hiruk-pikuk pasar di Padang, dan geliat urbanisasi di Jakarta. Lewat video ini, kita diajak untuk terus menghargai warisan budaya dan kehidupan sederhana yang penuh makna.




    Mesuji, 23 Desember 2024

    Udin komarudin

    Ketua Jurnalis Nasional Indonesia [JNI]

    mesuji lampung udin.jurnalis.id mesuji lampung udin.jurnalis.id
    Udin Komarudin

    Udin Komarudin

    Artikel Sebelumnya

    "Ngerumpi di Kedai Tanpa Nama: Kalau Gak...

    Artikel Berikutnya

    Jangan Campuradukkan Hukum Perdata dan Pidana:...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Kapolri Perintahkan Jajaran Amankan Liburan Nataru Pada Lokasi Wisata
    Polri Resmi Buka Penerimaan Siswa SMA Kemala Taruna Bhayangkara. Prioritas Untuk Lulusan SMP Kurang Mampu yang Berprestasi
    Ketika Musim Durian Tiba di Kampung Akad
    Sisa Kebersamaan di Kedai: Pelajaran Hidup dari Bejo Adiantoro, SH

    Ikuti Kami